GUEMUDA.COM, Jakarta – Di antara kamu ada yang pernah denger tentang Ekonomi Hijau? Seiring krisis lingkungan dan perubahan iklim yang terus terjadi di sekitar kita, muncul kesadaran di antara pembuat kebijakan agar pembangunan ekonomi dirancang dengan memperhatikan dampak lingkungan dan sosial.
Ada beberapa versi tentang definisi ekonomi hijau. Salah satunya dari United Nations Environment Programme (UNEP) yang mengatakan Ekonomi Hijau adalah ekonomi yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial sekaligus mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi yang signifikan. Dengan kata lain menurut UNEP, ekonomi hijau adalah ekonomi yang rendah karbon, penggunaan sumber daya yang efisien, dan inklusif secara sosial.
Terus bentuk konkretnya seperti apa? Ada bermacam-macam implementasi konsep ekonomi hijau. China bisa jadi contoh negara yang udah kuat banget memenuhi komitmen Ekonomi Hijau.
China terhitung sebagai negara yang paling rajin untuk berinvestasi di energi terbarukan. China udah berhasil jadi negara dengan sumber energi tenaga angin terbesar di dunia. Mereka juga dapat rekor setelah mendirikan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) berkapasitas 52 gigawatt. Walaupun kapasitas PLTB yang ada di Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika latin digabungkan, China masih jadi juaranya.
Ga cuma tenaga angin, China juga jadi juaranya untuk pembangkit tenaga surya. Pada 2020 mereka tercatat udah ngehasilin listrik berkapasitas 130 gigawatt dari tenaga surya.
Yang dilakukan oleh China itu cuma salah satu cara aja, Genks. Ga cuma inisiatif beralih ke sumber energi bersih, bisa juga komitmen Ekonomi Hijau dilakukan dengan cara lain. Buat level individu kayak kita, bisa juga dimulai dari beralih dari naik motor ke sepeda listrik.